Pendekar Hina Kelana Jilid 2

Pendekar Hina Kelana / Balada Kaum Kelana / Siau Go Kangouw / Xiao Au Jiang Hu
Pengarang: Jin Yong – Lee Chi Ching
Saduran: Gan KL

—ooOoo—

Bab 2. Kematian Para Piauthau Secara Ganjil

cover_hina_kelanaTan Jit coba mendekati mayat orang she Ih itu dan menendangnya sekali sehingga mayat itu terbalik ke atas. Darah tampak masih mengucur keluar dari luka di bagian perut. “Inilah ganjaranmu, mungkin kau memang sudah bosan hidup, maka kau berani mengusik Siaupiauthau kami?!”

Baru pertama kali inilah Peng-ci membunuh orang, keruan air mukanya pucat saking takutnya. Katanya dengan gemetar, “Su … Su-piauthau … bagai … bagaimana baiknya ini! Sesungguhnya aku … aku tidak bermaksud membunuh dia!”

Su-piauthau mengerut kening, katanya kemudian, “Lekas kita menyeret mayat itu ke dalam warung, di sini dekat jalan raya, jangan-jangan nanti dilihat orang?”

Untunglah waktu itu sudah dekat magrib, jalanan sudah sepi. Cepat Pek Ji dan Tan Jit lantas menggotong jenazah itu ke dalam warung.

“Siaupiauthau, apakah engkau membawa uang?” bisik Su-piauthau kepada majikan muda itu.

“Ada, ada!” cepat Peng-ci menjawab sambil mengeluarkan seluruh isi kantongnya yang berjumlah 20-an tahil perak.

Sesudah menerima uang perak itu, Su-piauthau lantas masuk ke dalam warung, ia taruh semua uang itu di atas meja, lalu berkata kepada si kakek, “Sat-lothau, kau sendiri telah menyaksikan, orang dari daerah lain ini tadi telah menggoda cucu perempuanmu, karena membela kebenaran, Siaupiauthau kami terpaksa telah membunuhnya. Urusan ini timbul dari diri kalian, kalau sampai meluas tentu kalian pun takkan terlepas dari persoalan ini. Beberapa tahil uang perak ini boleh kau gunakan dahulu, marilah kita kubur jenazah ini, kemudian kita dapat berunding cara bagaimana untuk menutupi peristiwa ini.”

Baca lebih lanjut

Pendekar Hina Kelana Jilid 1

cover_hina_kelana

Pendekar Hina Kelana / Balada Kaum Kelana / Siau Go Kangouw / Xiao Au Jiang Hu

Pengarang: Jin Yong – Lee Chi Ching

Saduran: Gan KL

—ooOoo—

Bab 1. Si Gadis Penjual Arak

Di depan sebuah gedung megah yang dibangun di jalan raya pintu gerbang barat kota Hokciu di provinsi Hokkian terdapat dua altar batu di kanan-kiri, di atas altar-altar batu itu masing-masing menjulang tinggi sebuah tiang bendera, dua helai bendera hijau tampak berkibar-kibar tertiup angin. Bendera sebelah kiri bersulamkan seekor singa jantan yang garang, bendera yang lain bersulamkan empat huruf yang berbunyi “Hok-wi-piaukiok”, huruf-huruf yang indah dan kuat itu terang ditulis oleh kaum ahli yang ternama.

Pintu gerbang gedung itu bercat merah dengan hiasan paku-paku tembaga yang besar dan digosok mengilat. Di atas pintu terdapat sebuah papan merek berdasar hitam dan berhuruf kuning emas yang tertulis “Hok-wi-piaukiok” (perusahaan pengawalan Hok-wi), di bawah huruf-huruf besar itu terlintang pula dua huruf lebih kecil yang berbunyi “Kantor Pusat”.

Baca lebih lanjut